Suarabayuangga.com – Di tengah himbauan untuk menggelar wisuda secara sederhana, SMPN 8 Kota Probolinggo menyelenggarakan upacara kelulusan yang penuh makna dengan menghadirkan tradisi membasuh kaki orang tua. Kegiatan ini bertujuan agar para siswa dapat melanjutkan pendidikan tanpa membawa beban psikologis kepada orang tua maupun guru.
Sebanyak 181 siswa kelas 9 SMPN 8 yang telah dinyatakan lulus mengikuti prosesi sungkeman dan membasuh kaki orang tua mereka. Rangkaian acara dimulai dengan momen mengharukan ketika para siswa menyuapi ibu mereka dengan sesuap nasi kuning sebagai simbol keberkahan.
Prosesi kemudian dilanjutkan dengan ritual inti, yaitu membasuh kaki ibu masing-masing siswa menggunakan baskom berisi air yang telah mereka siapkan sendiri. Setelah itu, para siswa melakukan sungkem sebagai bentuk penghormatan dan permohonan doa restu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Probolinggo, Zakial Erfan, menjelaskan bahwa prosesi membasuh kaki orang tua merupakan tradisi tahunan yang konsisten dilakukan khusus untuk siswa kelas 9 yang lulus.
“Tujuannya agar siswa yang akan melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya tidak memiliki beban baik kepada orang tua serta para guru di SMPN 8,” ungkap Zakial Erfan.
Ia menambahkan bahwa tradisi ini sejalan dengan konsep wisuda yang sederhana namun tetap berkesan mendalam, baik bagi siswa maupun orang tua.
Selama berlangsungnya prosesi, ratusan siswa kelas 9 tidak dapat menahan tangis mereka. Emosi yang tumpah ini mencerminkan kesadaran mendalam akan pengorbanan ibu yang telah berjuang keras demi masa depan anak-anak mereka.
Tamara Yaulian, salah satu siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo, mengungkapkan perasaannya tentang sosok ibu dalam hidupnya.
“Intinya saya sayang sama ibu meskipun terdapat banyak masalah, dan ibu merupakan sosok yang selalu ada. Saya juga berterima kasih kepada guru-guru SMPN 8 yang telah membimbing hingga lulus,” kata Tamara dengan penuh penghayatan.
Tradisi wisuda yang unik ini menunjukkan bahwa makna sebuah upacara kelulusan tidak terletak pada kemewahan acara, melainkan pada nilai-nilai luhur yang ingin ditanamkan kepada para generasi penerus bangsa.(red)