PROBOLINGGO – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Probolinggo, H. Ahmad Hudri, menegaskan peran strategis media massa dalam memperkuat moderasi beragama. Menurutnya, kualitas pemberitaan yang melalui proses verifikasi dan olah data yang valid mampu membentuk arah pemikiran publik serta menjaga stabilitas sosial.
“Hitam dan putihnya moderasi beragama sangat bergantung pada jurnalisme. Media yang bekerja secara kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan adalah kunci terciptanya kerukunan,” ujarnya dalam Media Gathering bertema Peran Media Massa dalam Mendorong Moderasi Beragama yang digelar FKUB Kota Probolinggo, Sabtu (15/11/2025), di Klenteng Tridharma Sumber Naga.
Hudri menegaskan, selama ini FKUB menjadi garda terdepan dalam merawat hubungan harmonis antarumat beragama di Kota Probolinggo. Setiap potensi gesekan di tingkat akar rumput selalu direspons dengan langkah mediasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“FKUB selalu mengambil peran sebagai penengah ketika muncul potensi konflik. Prinsipnya adalah menguatkan dan mengikatkan diri satu sama lain agar tercipta suasana kota yang rukun dan kondusif,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi I DPRD Kota Probolinggo, Sibro Malisi, mengingatkan peran media dalam mengawasi penggunaan dana insentif pemerintah. Ia menilai sebagian alokasi dana tersebut belum tepat sasaran dan bisa dioptimalkan untuk mendukung program moderasi beragama yang dijalankan organisasi seperti FKUB.
“Media memiliki peran strategis dalam mengawasi penggunaan anggaran. Dana insentif pemerintah semestinya bisa dimaksimalkan oleh organisasi seperti FKUB yang langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujarnya.
Ketua PWI Probolinggo Raya, Babul Arifandie, turut mendorong insan pers untuk lebih memaksimalkan distribusi konten moderasi beragama melalui media sosial. Menurutnya, penyebaran informasi yang edukatif lebih membawa manfaat dibanding maraknya hoaks dan narasi provokatif yang beredar.
“Media sosial perlu dimanfaatkan untuk menyebarkan konten yang mencerahkan serta menangkal hoaks yang berpotensi memecah belah,” katanya.
Melalui kegiatan Media Gathering ini, FKUB berharap terbangun sinergi yang lebih kuat antara media, pemerintah, dan masyarakat. Komitmen tersebut dinilai penting agar Kota Probolinggo tetap menjadi daerah yang aman, damai, dan menjadi contoh praktik moderasi beragama di tingkat lokal.






