PROBOLINGGO – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menekankan pentingnya pengawasan ketat dan integritas dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program strategis dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan Nanik S. Deyang dalam acara Sosialisasi Penguatan Makan Bergizi Gratis bersama Direktur Sistem Pemenuhan Gizi BGN, Enny Imdarti yang diselenggarakan di Bromo Park Hotel, Probolinggo, Jumat (12/12/2025).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Walikota Probolinggo, dr. Aminuddin; Wakil Walikota, Hj. Ina Dwi Lestari; dan Pj. Sekretaris Daerah (Sekda), Rey Suwigtio, perwakilan Forkopimda, sejumlah mitra pelaksana, Koordinator Satuan Pelaksana Program Gizi (KSPPG), dan yayasan di Kota Probolinggo.
Dalam paparannya, Nanik S. Deyang memperkenalkan dirinya sebagai “orang baru” di BGN, yang ditunjuk oleh Presiden pada 17 September 2025, menyusul isu keracunan makanan yang sempat ramai. Ia mengakui latar belakangnya sebagai jurnalis dan pengusaha media telah membantunya dalam aspek komunikasi publik dan investigasi program.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Program pemerintah yang luar biasa ini bukan sekadar program Presiden Prabowo. Ini adalah upaya untuk mencerdaskan anak bangsa, menciptakan generasi emas, dan mencegah adanya ‘genosida’ pada kelompok miskin,” ujar Nanik S. Deyang.
Ia menyoroti kekhawatiran terkait rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak, dengan menyatakan, “Bayangkan, katanya banyak anak-anak kita yang hasil tesnya di bawah 100. Kalau kita tidak ingin ada stunting, program Makan Bergizi Gratis harus hadir.”
Nanik S. Deyang menekankan bahwa program ini lahir dari nurani Presiden Prabowo yang sangat peduli terhadap anak-anak Indonesia, yang hidup di tengah kekayaan alam yang melimpah.
Peringatan Keras terhadap KSPPG dan Mitra Pelaksana
Nanik S. Deyang menyampaikan kekecewaannya dan mengkritik keras kinerja KSPPG dan mitra pelaksana di beberapa daerah, merujuk pada insiden tragis di Pasuruan.
“Kemarin saya sampai emosi jiwa di Pasuruan. Alhamdulillah, Allah masih melindungi BGN dan anak-anak, sehingga tidak ada korban jiwa yang dilakukan oleh KSPPG dan mitra,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan perjuangannya untuk memastikan anak-anak yang telah menjalani pendidikan program MBG bukan hanya bisa hadir, tetapi juga bisa diangkat sebagai Pegawai Negeri (PNS).
“Banyak yang mendaftar PNS bertahun-tahun tidak lolos. Anak-anak yang lulus sarjana dari program ini mestinya hanya tinggal tes,” katanya.
Namun, ia menyayangkan adanya praktik tidak jujur dalam rekrutmen. “Saya tidak munafik, banyak titipan yang dijadikan PNS, sementara yang berjuang menabung tidak berjalan lancar,” tambahnya.
Nanik S. Deyang juga menyinggung adanya permasalahan integritas, seperti temuan telur busuk di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Cianjur.
“Saya minta tolong, KSPPG harus paham, Anda adalah kepala dapur, Anda yang harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Masalah Logistik dan Keselamatan Anak
Nanik S. Deyang secara spesifik menyoroti masalah pengadaan sopir dan kendaraan logistik yang tidak sesuai standar, merujuk pada insiden di Jakarta Utara.
“Seharusnya insiden di Jakarta Utara itu tidak akan terjadi. Bayangkan, sopir memiliki SIM, tetapi tidak pernah mengendarai mobil manual, hanya motor. Lebih parahnya lagi, sopirnya adalah kurir yang tidak lolos seleksi KSPPG,” jelasnya.
Ia meminta agar KSPPG tidak menyerahkan seluruh rekrutmen, termasuk sopir, kepada mitra pelaksana tanpa pengawasan. Ia juga mengingatkan bahwa keselamatan anak-anak adalah prioritas tertinggi, dan Presiden Prabowo telah mengalokasikan anggaran terbesar untuk program MBG ini.
“Saya akan merekomendasikan penindakan. Ini menyangkut nyawa anak-anak,” tutup Nanik S. Deyang, meminta Walikota dan jajarannya di Probolinggo untuk memastikan bahwa mitra yang ditunjuk benar-benar profesional dan memiliki kualitas yang teruji.






