Suarabayuangga.com – Suasana di Pasar Baru, Kota Probolinggo, tampak seperti biasa. Namun, di balik deretan lapak pedagang sayuran, ada kegelisahan yang tak terlihat kasat mata. Cabai rawit, si kecil pedas yang biasanya menjadi primadona, kini kehilangan tajinya.
Sejak Selasa (20/5/2025), harga cabai rawit turun tajam. Dari sempat menyentuh Rp140.000 per kilogram, kini hanya dibanderol Rp25.000. Penurunan drastis ini justru membuat para pedagang resah, bukannya gembira.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya malah rugi sekarang. Cabai murah, tapi yang beli makin sedikit. Biasanya bisa jual 10 kilo sehari, sekarang paling laku tiga sampai lima kilo,” keluh Kholifah, pedagang di Pasar Baru, Kamis (22/5/2025).
Tak hanya cabai rawit, cabai besar pun bernasib serupa. Harganya turun dari Rp40.000 menjadi Rp20.000 per kilogram. Banyak stok menumpuk, namun daya beli tak sejalan.
Namun suasana hati berbeda dirasakan para ibu rumah tangga. Siti, salah satu pembeli, justru merasa terbantu dengan turunnya harga ini.
“Wah, senang sekali. Dulu kalau mau beli cabai harus mikir-mikir, sekarang Rp20.000 saja sudah cukup buat satu minggu,” ujarnya sembari tersenyum.
Menurut Siti, cabai adalah bahan pokok yang wajib ada di dapur. Ia juga bersyukur karena beberapa bumbu dapur lainnya ikut turun harga. Namun, tidak dengan tomat. Harganya justru naik drastis, dari Rp4.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.
“Ya, tomat naik sih, tapi masih bisa disiasati. Yang penting cabai sudah murah. Masakan tetap pedas, dompet tetap aman,” candanya.
Fluktuasi harga menjelang hari raya memang bukan hal baru. Tapi kali ini, dampaknya terasa berbeda – ada yang tersenyum, ada pula yang hanya bisa mengelus dada. (red)