Suarabayuangga.com – Suasana duka mendalam menyelimuti sebuah rumah di Jalan Serma Abdul Rahman No. 35, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Di rumah itulah, keluarga Anang Suryono (56) tak kuasa membendung tangis, setelah mendapat kabar bahwa sang kepala keluarga menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali.
Anang dikenal sebagai sopir truk ekspedisi yang kerap membawa material bangunan seperti asbes dari Mojokerto menuju Bali. Menurut penuturan anaknya, Riki Putra, pekerjaan itu sudah dijalani sang ayah bertahun-tahun.
“Bapak biasa antar asbes, seminggu bisa dua kali. Malam itu beliau kirim kabar terakhir, katanya sudah di Pelabuhan Gili Ketapang, siap nyebrang ke Bali,” ujar Riki dengan suara berat menahan tangis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, keesokan paginya, sekitar pukul 07.00 WIB, keluarga justru mendapat kabar mengejutkan dari atasan Anang. Sang ayah disebut termasuk dalam daftar korban tenggelamnya kapal KMP Tunu yang karam di Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025) sekitar pukul 21.35 WITA.
“Pagi-pagi juragannya telpon, katanya bapak jadi salah satu korban. Kami langsung lemas,” tambahnya.
Jenazah Anang telah ditemukan dan saat ini berada di RS Negara, Bali, untuk proses pemulangan ke rumah duka.
Seperti diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut total 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Kapal tersebut tenggelam dalam pelayaran dari Banyuwangi menuju Bali. Berdasarkan data sementara, empat orang dinyatakan meninggal dunia dan 31 lainnya berhasil selamat. Sementara itu, tim SAR masih terus bekerja keras mencari para korban yang belum ditemukan.
Adapun dugaan awal, tenggelamnya KMP Tunu ini diakibatkan kebocoran lambung kapal di bagian mesin kemudi.(red)