SURABAYA – Forum Peduli Petani dan Pengusaha Hasil Tembakau Indonesia (FP3TI) menggelar seminar bertema “Mengurai Benang Kusut, Mendorong Pita Cukai Khusus Menuju Tata Kelola Industri Rokok yang Berkeadilan” pada Selasa, 9 Desember 2025, di Hotel Sahid Surabaya.
Kegiatan ini dinilai berhasil menyerap berbagai aspirasi dari para pelaku usaha hasil tembakau. Sejumlah rekomendasi yang mengemuka antara lain perlunya penerapan pita cukai khusus, subsidi pita cukai, pengelompokan pita cukai kelas UMKM, serta penyederhanaan proses perizinan. Selain itu, forum juga mendesak pemerintah untuk segera mengoperasikan Sistem Informasi Hasil Tembakau (SIHT) di Kabupaten Pamekasan dan beberapa daerah lainnya guna menekan peredaran rokok ilegal.
Seminar yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB tersebut berjalan dinamis dan mendapat antusiasme tinggi, terbukti dengan penuhnya ruang acara. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pengusaha rokok, aktivis buruh, hingga advokat se-Jawa Timur. Kegiatan ini dimoderatori oleh Tutty Rahayu Matari, S.H., M.H., dengan menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Romdloni selaku Kepala Seksi Perizinan dan Fasilitas II DJBC Kanwil Jawa Timur I
2. AKP Juwair, S.H., M.H. dari Subdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim
3. Ketua DPRD Sumenep H. Zainal Arifin
4. Wakil Ketua DPRD Pamekasan H. Khairul Umam
5. Kepala KPPBC TMP C Madura Novian Dermawan
6. Pengusaha rokok asal Pamekasan H. Marsuto Alvianto. Hadir pula perwakilan lainnya dari berbagai daerah seperti Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Malang.
Kegiatan seminar ini mendapatkan apresiasi luas dari berbagai pihak, termasuk pengusaha rokok lokal di Jawa Timur, buruh pabrikan rokok, petani tembakau, aktivis, dan kalangan akademisi. Turut hadir pula perwakilan pengusaha dari Madura dan wilayah Jawa Timur lainnya, sejumlah advokat, Wakil Ketua KNPI Jawa Timur, tokoh agama, serta perwakilan veteran Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Seminar Bayu Pangarso, S.T., yang diperkuat oleh pernyataan Presiden FP3TI Zaini Wer Wer, menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan, narasumber, dan pihak-pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut. Bayu menegaskan bahwa seminar ini menjadi ruang penghubung antara kepentingan pemerintah dan pelaku usaha demi terciptanya kesejahteraan berkelanjutan melalui kebijakan yang tidak memberatkan industri hasil tembakau, baik dari sisi perizinan, harga pita cukai, maupun sektor turunannya.
Presiden FP3TI Zaini Wer Wer juga menekankan perlunya penegakan hukum yang adil terhadap peredaran rokok ilegal, termasuk rokok dari luar Madura, agar tidak hanya rokok lokal yang menjadi sasaran penindakan. Ia juga meminta Bea Cukai di Madura untuk mempermudah proses perizinan usaha hasil tembakau dan pendirian pabrik rokok di daerah.
Melalui forum ini, FP3TI mengajak seluruh petani, pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun masa depan industri tembakau yang lebih mandiri, produktif, dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Zaini menegaskan pentingnya membangun kemitraan yang adil dan berkelanjutan antara petani, pengusaha, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem usaha yang sehat, kondusif, produktif, dan berkeadilan.
Seminar FP3TI ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Romdloni dari DJBC Kanwil Jatim I, H. Marsuto Alvianto selaku pengusaha rokok asal Pamekasan, serta Ketua DPRD Sumenep H. Zainal Arifin. Sesi kedua, yang diawali dengan jeda istirahat, sholat, dan makan (ishoma), menghadirkan AKP Juwair, S.H., M.H. dari Ditreskrimsus Polda Jatim dan Novian Dermawan selaku Kepala KPPBC TMP.






