JAKARTA – Di tengah keterbatasan fisik yang kerap dianggap sebagai penghalang, tiga sosok luar biasa dari LIRA Disability Care (LDC) justru membuktikan sebaliknya.
Mereka menembus sekat, menantang stigma, dan berdiri tegak di panggung prestasi nasional serta internasional — mengharumkan nama LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) dan Indonesia di mata dunia.
Mereka adalah Fajrin Syam, Fira Fitri Fitria, dan Moch Samsuri — tiga kader disabilitas yang kini menorehkan sejarah baru bagi LDC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fajrin Syam (Disabilitas Netra, Sulawesi Selatan) berhasil menembus seleksi ketat Beasiswa Short Course ASEAN University Networks (AUN) bidang Universal Design and Accessibility di University of Malaya, Malaysia.
Fira Fitri Fitria (Disabilitas Cerebral Palsy, Tuban) dinyatakan lolos Beasiswa LPDP Kementerian Keuangan RI untuk melanjutkan Program Doktoral (S3) di Universitas Airlangga Surabaya.
Moch Samsuri (Disabilitas Fisik, Surabaya) resmi menjadi penerima Beasiswa Disabilitas S1 Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Presiden LSM LIRA, KRH. H.M. Jusuf Rizal, SH, menyebut capaian ini sebagai tonggak sejarah perjuangan kaum disabilitas Indonesia.
“Saya sangat bangga. Semangat juang mereka adalah nyala api yang tidak padam. Disabilitas bukan batasan, melainkan kekuatan. Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya — tangguh, inklusif, dan penuh harapan,” tegas Jusuf Rizal di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Ketua Umum LIRA Disability Care (LDC), Abdul Majid, turut memberikan apresiasi dan menyebut pencapaian ini sebagai bukti nyata keberhasilan gerakan pemberdayaan disabilitas yang dijalankan LDC.
“Mereka bukan sekadar penerima beasiswa, tapi simbol harapan. Teladan bahwa ketika pintu kesempatan dibuka, penyandang disabilitas mampu bersaing dan menjadi yang terbaik,” ujarnya penuh kebanggaan.
Abdul Majid menambahkan, LDC akan terus memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga, universitas, dan instansi, baik di dalam maupun luar negeri.
Fokus utama program meliputi advokasi hukum, riset inklusif, kebijakan publik, serta pemberdayaan sosial-ekonomi bagi komunitas disabilitas.
“Kami tidak ingin disabilitas hanya menjadi isu belas kasihan. Kami ingin mereka menjadi subjek perubahan — pemimpin, cendekiawan, dan penggerak bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Walikota LIRA Probolinggo, Louis Hariona, juga menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi yang membanggakan tersebut.
“Tentunya saya, selaku Walikota LIRA Probolinggo, sangat bangga dan mengapresiasi prestasi luar biasa ini. Kader LIRA Disability Care telah membuktikan mampu menembus batas dan meraih beasiswa bergengsi. Saya berharap LDC terus berkembang, menjangkau lebih banyak saudara-saudara disabilitas di seluruh pelosok tanah air,” ujar Louis Hariona.
Tiga nama tersebut kini menjadi simbol harapan baru bagi gerakan inklusi di Indonesia. Dari lorong-lorong perjuangan disabilitas, mereka menyalakan lentera semangat yang menerangi jalan menuju bangsa yang lebih setara, berdaya, dan manusiawi.