Suarabayuangga.com – Gelaran tahunan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) yang dijadwalkan berlangsung pada 26 Juni 2025 mendatang menuai sorotan. Bukan karena konsep acaranya, melainkan karena transparansi pengelolaan dana sponsorship oleh pihak penyelenggara.
Event Organizer (EO) dari CV Tropis Media Plan, yang dipercaya menangani event tersebut, menjadi sorotan publik setelah diketahui mencantumkan rekening pribadi atas nama Elok Hanifa dalam proposal sponsorship kepada para pengusaha. Padahal, acara ini diselenggarakan atas nama Pemerintah Kota Probolinggo, meskipun tidak menggunakan dana APBD.
Salah satu aktivis, Agus Cahyo, menyampaikan keberatannya atas metode penghimpunan dana yang dinilainya tidak transparan dan kurang profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Panitia seharusnya menggunakan rekening resmi atas nama CV atau PT. Kami temukan yang dicantumkan malah nomor rekening pribadi atas nama Elok Hanifa. Ini membuka celah dugaan penyalahgunaan dana karena tidak ada kontrol,” ujar Agus, Senin (9/6).
Ia mengkhawatirkan potensi manipulasi laporan dana masuk karena tidak ada mekanisme akuntabilitas yang jelas jika dana ditransfer ke rekening pribadi.
“Misalnya ada sponsor yang memberikan Rp1 miliar, tapi laporan hanya menyebut Rp500 juta. Karena dana masuk ke rekening pribadi, sulit untuk memastikan kebenarannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Agus juga menyoroti penggunaan logo Pemerintah Kota Probolinggo dalam formulir kesediaan sponsorship. Ia menilai, penggunaan logo tersebut bisa menimbulkan kesan bahwa acara ini dibiayai pemerintah dan bersifat resmi, padahal pendanaannya murni dari sponsor.
“Ada pengusaha yang merasa tertekan karena melihat logo pemkot. Mereka jadi merasa harus memberi karena menganggap ini acara resmi pemerintah. Padahal ini seharusnya inisiatif EO, bukan kegiatan yang wajib didukung,” tegasnya.
Menanggapi kritik tersebut, Elok Hanifa, owner CV Tropis Media Plan, membantah adanya unsur paksaan atau niat menyesatkan sponsor. Ia menegaskan bahwa penggunaan logo Pemkot dilakukan karena acara Semipro memang diinisiasi oleh pemerintah kota.
“Kami sudah mendapatkan izin dari dinas terkait. Logo digunakan untuk menunjukkan bahwa acara ini bagian dari agenda pemkot, meskipun tidak memakai dana APBD. Justru kami ingin menunjukkan bahwa kegiatan ini bisa berlangsung karena kepedulian masyarakat dan sponsor,” ujarnya.
Terkait penggunaan rekening pribadi, Elok menjelaskan bahwa itu hanya soal kebiasaan dalam transaksi.
“Kalau sponsor meminta transfer ke rekening atas nama CV, tentu bisa kami sediakan. Hanya saja, karena selama ini saya terbiasa menggunakan rekening pribadi BCA, itu yang kami cantumkan. Tapi kami juga punya rekening lainnya, termasuk atas nama perusahaan,” jelasnya.
Gelaran Semipro sendiri selama ini dikenal sebagai pesta rakyat tahunan yang menjadi daya tarik warga Probolinggo. Namun, dengan polemik yang mencuat kali ini, transparansi dan tata kelola keuangan di balik layar acara tersebut menjadi sorotan serius. (red)