Tradisi Tak Luntur: Jemaah Aboge di Probolinggo Rayakan Idul Adha di Ahad Legi

- Jurnalis

Minggu, 8 Juni 2025 - 19:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suarabayuangga.com-Mentari baru saja menyembul di ufuk timur ketika ribuan jemaah Aboge mulai memadati Musala Al-Barokah di Desa Leces, Kabupaten Probolinggo.

 

Mengenakan pakaian terbaik dan membawa hidangan tradisional, mereka datang bukan hanya untuk salat, tapi juga merawat tradisi leluhur yang telah bertahan selama ratusan tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Hari itu, Minggu (8/6/2025), bertepatan dengan Ahad Legi dalam kalender Jawa, bagi umat Islam Aboge merupakan hari raya Idul Adha.

 

Meski berbeda dua hari dari penetapan pemerintah, keyakinan mereka bertumpu pada warisan perhitungan kuno yang tertuang dalam kitab Mujarrobat — metode hitung Sarpatji yang menentukan 10 Zulhijah jatuh pada hari ini.

 

“Hitungan ini sudah turun-temurun, bahkan hari besar delapan tahun ke depan sudah kami ketahui,” tutur Usman, salah satu jemaah yang hadir pagi itu.

 

Ia menyampaikan bahwa perbedaan hari raya bukan menjadi pemicu perpecahan, melainkan ruang untuk saling menghargai dan hidup berdampingan.

 

Tepat pukul 06.30 WIB, gema takbir memenuhi musala sederhana itu. Salat dua rakaat pun dilaksanakan khusyuk, tanpa ada perbedaan dari tata cara salat Idul Adha umat Islam pada umumnya.

 

Usai salat, para jemaah saling berjabat tangan, mengeratkan tali silaturahmi yang menjadi inti dari perayaan hari besar ini.

 

Namun, ada yang berbeda tahun ini. Tak ada hewan kurban yang disembelih oleh jemaah Aboge. Faktor ekonomi menjadi alasannya.

 

Meski demikian, semangat berbagi tetap hidup melalui makanan yang mereka bawa untuk disantap bersama.

 

Kyai Buri Mariyah, tokoh agama jemaah Aboge di Desa Leces, menjelaskan bahwa penetapan 10 Zulhijah tahun ini dihitung dari Jumat Pahing, 30 Mei 2025.

 

“Dari situlah kita tahu, Ahad Legi adalah waktunya Idul Adha bagi kami,” ujarnya.

 

Di Kabupaten Probolinggo, komunitas Aboge tersebar di empat kecamatan: Leces, Bantaran, Dringu, dan Tegalsiwalan. Meski minoritas, mereka terus menjaga tradisi warisan nenek moyang dengan penuh keteguhan.

 

Bagi jemaah Aboge, Idul Adha bukan sekadar ritual keagamaan, tapi juga perwujudan ketaatan pada ajaran yang diwariskan, disertai semangat toleransi dan kebersamaan yang tak lekang oleh zaman. (red)

Berita Terkait

Miris Makan Bergizi Gratis: Siswa SD di Kota Probolinggo Hanya Diberi Nanas Sekepal
Nuansa Natal Sudah Terasa di Kota Probolinggo, Persekutuan Doa Lumbung Kasih Gaungkan Toleransi dan Doa untuk Bangsa
LSM LIRA Soroti Dugaan Kerusakan Hutan di Balik Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Kasus Mayat Mahasiswi: Polda Jatim Amankan Personel Polres Probolinggo
Kematian Mahasiswi Asal Probolinggo di Pasuruan Mengarah Pembunuhan, Terduga Polisi Diamankan
Prestasi Merosot, KONI Kota Probolinggo Resmi Dilantik, Wali Kota LIRA: Jangan Jadikan Olahraga Ajang Lobi Politik
Sibro Malisi Serahkan Langsung Bantuan PIP kepada 14 Siswa MTs Negeri Kota Probolinggo
TNI AD akan terus berjuang bersama Rakyat
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 17 Desember 2025 - 22:26 WIB

Miris Makan Bergizi Gratis: Siswa SD di Kota Probolinggo Hanya Diberi Nanas Sekepal

Rabu, 17 Desember 2025 - 20:28 WIB

Nuansa Natal Sudah Terasa di Kota Probolinggo, Persekutuan Doa Lumbung Kasih Gaungkan Toleransi dan Doa untuk Bangsa

Rabu, 17 Desember 2025 - 20:20 WIB

LSM LIRA Soroti Dugaan Kerusakan Hutan di Balik Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Rabu, 17 Desember 2025 - 18:17 WIB

Kasus Mayat Mahasiswi: Polda Jatim Amankan Personel Polres Probolinggo

Rabu, 17 Desember 2025 - 17:54 WIB

Kematian Mahasiswi Asal Probolinggo di Pasuruan Mengarah Pembunuhan, Terduga Polisi Diamankan

Berita Terbaru